Simpasai, 7 Desember 2025 – Pemerintah Desa (Pemdes) Simpasai, Kecamatan Monta, terpaksa melanjutkan pemeliharaan lapangan sepak bola desa di tengah kondisi cuaca yang belum mendukung, didorong oleh desakan berbagai pihak masyarakat. Pekerjaan yang sempat mangkrak akibat dua kendala klasik—keterlambatan anggaran dan cuaca buruk—ini menempatkan pemerintah desa dalam situasi serba salah.
Kepala Desa Simpasai mengklarifikasi bahwa penundaan awal sama sekali bukan berasal dari unsur kelalaian. “Ada dua faktor utama: pertama, pencairan anggaran yang terlambat, sehingga alat dan tenaga tidak bisa digerakkan. Kedua, curah hujan tinggi yang membuat tanah becek dan tidak mungkin dikerjakan dengan maksimal,” jelasnya. Ia menegaskan, memaksakan pengerjaan di kondisi basah justru berisiko merusak struktur tanah lapangan.
Namun, tekanan dari warga, terutama kalangan pemuda dan pemudi yang aktif menggunakan lapangan, tidak bisa diabaikan. Desakan untuk segera merampungkan pekerjaan terus mengalir, memaksa Pemdes mengambil keputusan untuk melanjutkan meski dengan sejumlah pembatasan ketat.
“Kami memahami kebutuhan warga, khususnya anak muda, akan fasilitas olahraga. Lapangan ini adalah ruang publik mereka. Karena desakan itulah, kami putuskan untuk mulai kembali, meski sangat terbatas,” ujar seorang perwakilan Pemdes. Pengerjaan kini hanya dilakukan sekitar satu hingga dua jam per hari, menyesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah.
Keputusan ini ternyata tidak sepenuhnya didukung. Sebagian tokoh masyarakat justru menyayangkannya. Mereka khawatir pengerjaan di musim hujan akan menghasilkan pekerjaan yang tidak optimal, berujung pada pemborosan anggaran karena harus diperbaiki ulang di kemudian hari.
Situasi ini jelas menjadi dilema yang pelik bagi Pemdes Simpasai. Di satu sisi, tuntutan dan kekecewaan warga adalah tekanan sosial yang nyata. Di sisi lain, standar teknis dan kepatuhan terhadap kondisi alam menjadi pertimbangan profesional yang tidak bisa dilanggar.
“Inilah tantangan kami. Tidak ingin terburu-buru, tapi juga tidak ingin mengecewakan masyarakat. Kami terjepit di antara dua kepentingan yang sama-sama penting,” tutur perwakilan Pemdes tersebut.
Melalui pemberitaan ini, Pemdes Simpasai berharap muncul pemahaman yang lebih utuh dari seluruh masyarakat mengenai kompleksitas persoalan yang dihadapi. Pekerjaan pemeliharaan lapangan, sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), tetap menjadi priority.
Pemerintah desa juga membuka ruang dialog, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memberikan masukan yang konstruktif. “Kolaborasi dan saling dukung adalah kunci. Dengan komunikasi yang baik, kami yakin bisa menemukan solusi terbaik untuk fasilitas olahraga yang lebih baik dan berkelanjutan di Desa Simpasai,” pungkasnya.
Harapannya, setelah musim hujan berakhir, evaluasi menyeluruh dapat dilakukan untuk memastikan kualitas lapangan tetap terjaga dan bisa dinikmati oleh seluruh warga dalam jangka panjang.